HIDUP dengan KEMURAHAN

  • 20 Jul 2025
  • Fulfilling God's Purpose

Apakah kemurahan itu? Kemurahan hati berarti melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak harus kita lakukan, tetapi kita memilih untuk melakukannya, dan biasanya menuntut pengorbanan dan tidak mengharapkan imbalan apapun. Esensi dari kemurahan hati adalah lebih memikirkan orang lain daripada diri kita sendiri dalam situasi tertentu. Bermurah hati berarti ingin membantu orang lain, memberi semangat atau menghibur, melakukan sesuatu untuk melayani bahkan menguntungkan orang lain daripada diri mereka sendiri. Kemampuan bermurah hati kepada orang lain dapat dilakukan dengan menempatkan diri kita ke dalam posisi orang lain serta memikirkan apa yang paling kita inginkan atau perlukan untuk mereka lakukan bagi kita. Untuk kemudian kita melakukan hal itu bagi mereka. Bukankah Yesus sendiri berkata bahwa kita harus melakukan kepada orang lain apa yang kita ingin orang lain perbuat bagi kita (Matius 7:12).

Kemurahan hati bisa dijadikan sebagai sebuah kebiasaan hidup dan terjadi karena kita telah dipenuhi oleh Roh Allah. Kemurahan hati memang sebuah proses yang dibangun setiap hari dalam suatu kebiasaan yang diulang-ulang dan pada akhirnya terbangun dalam karakter kita. Kemurahan hati bisa sangat sederhana seperti kata yang menyenangkan hati, melakukan tindakan yang dapat membantu meringankan beban orang lain sekalipun hal tersebut tidak menyenangkan untuk dilakukan. Pada saat seseorang bersedia menggunakan sebagian waktu mereka yang berharga untuk membantu orang lain keluar dari situasi yang sulit atau membingungkan, maka ia sudah bermurah hati.

Rasul Paulus sangat menyadari bahwa kemurahan hati Allah tersedia bagi semua orang, namun ia juga merasa sedih bahwa sebagai orang berdosa, kita begitu mudah menolaknya, dan tidak dapat memahami bahwa kemurahan hati Allah yang penuh kesabaran dimaksudkan untuk membawa seseorang pada pertobatan dan keselamatan. Untuk itulah Ia mengatakan: “Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (Roma 2:4).

Pertanyaan untuk direnungkan:

  1. Sebutkan peristiwa dimana kita mengalami kemurahan hati Allah? Dan apakah itu berdampak kepada sikap kita saat dituntut bermurah hati kepada orang lain?
  2. Apakah perbedaan kemurahan hati dengan berbuat baik kepada orang lain?
  3. Sebutkan ayat-ayat Alkitab yang mendorong kita untuk bermurah hati kepada orang lain?